Secara teoritik
iklan sebagai suatu bentuk penyampaian pesan
dalam komunikasi non personal mengikuti alur teori yang berlaku pada
ilmu komunikasi umumnya dan khususnya
komunikasi massa. Berkaitan dengan iklan ada beberapa teori yang patut dicatat sebagai pegangan dengan teori tersebut
kita dapat menjadikannya dasar pijakan melihat konsep-konsep iklan.
A. Teori Efek Minimal
Anggapan yang
beredar dimasyarakat umum bahwa ada korelasi positip antara peningkatan biaya
pemasangan iklan dengan banyaknya produk
yang terjual dalam satuan waktu tertentu. Kalau biaya pemasangan iklan
makin besar akan makin banyak pula penjualannya terhadap
produk yang diiklankan, demikian juga bila sebaliknya kalau biaya pemasangan iklan semakin kecil maka semakin kecil juga volume penjualan atas barang-barang atau jasa tersebut.
produk yang diiklankan, demikian juga bila sebaliknya kalau biaya pemasangan iklan semakin kecil maka semakin kecil juga volume penjualan atas barang-barang atau jasa tersebut.
Michael
Scudson mengemukakan teorinya yang membantah
anggapan ini. Menurutnya yang terjadi malah sebaliknya, ada korelasi negatif
antara biaya pemasangan iklan dengan
volume penjualan produksi. Artinya semakin besar biaya pemasangan iklan
akan mempengaruhi makin kecilnya volume penjualan dan sebaliknya semakin kecil
biaya yang dikeluarkan untuk
memasang iklan mengakibatkan semakin besar volume penjualan. Teori ini kemudian dia sebut dengan “Teori Efek Minimal”.
memasang iklan mengakibatkan semakin besar volume penjualan. Teori ini kemudian dia sebut dengan “Teori Efek Minimal”.
Contoh ; Penjualan
narkoba yang merupakan produk berbahaya
bagi manusia tapi tetap laris padahal produk-produk itu tidak pernah
diiklankan melalui media massa kepada
khlayak.
Menurut
teori efek minimal, iklan memberikan efek yang sangat kecil atau efek minimal
yang pada saat sesuatu produk benar-benar
sangat diperlukan oleh para pembeli dalam
kurun waktu tertentu
B. Teori Cutting Edge. ( Efek Samping)
Teori ini
mengajarkan bahwa iklan secara tidak disadari dapat mengubah bentuk prilaku yang
menyimpang dari suatu budaya umum dan
membentuk sub budaya kelompok tertentu. Dikatakan teori “efek samping” ,
hal ini karena efek yang semula
direncanakan untuk khalayak sasaran tertentu tidak tercapai malah
mencapai efek pada khalayak yang tidak direncanakan. Akibatnya sasaran baru itu
terpengaruh dan membentuk suatu sub budaya
kelompok baru.
C. Teori A-T-R ( Awareness, Trial,
Reinforcement).
Teori ini
mengajarkan bahwa khalayak itu dapat dipengaruhi oleh iklan, hasilnya kita akan
menemukan sekelompok orang yang relatif
tetap memakai atau membeli produk-produk
hasil iklan tersebut. Untuk
mendapatkan kelompok orang yang menggunakan produk atau jasa secara tetap harus
dilakukan tehnik penyampaian pesan yang
disebut A-T-R ( awareness, trial,
reinforcement).Upaya
pertama, menggugah kesadaran khalayak bahwa produk
yang diinginkan itu ada di sekeliling mereka. Harapan kedua ialah
setelah menggugah kesadaran, setiap iklan harus kuat mempengaruhi khalayaknya
terutama segi konatifnya sehingga khalayaknya langsung mencoba (trial) proses
yang ditunjukan menurut iklan tersebut ;
Harapan ketiga
adalah proses peneguhan/pengukuhan (reinforcement) iklan yang ditampilan harus
mempunyai kekuatan peneguh sikap tertentu (sikap positip terhadap produk).
D. Teori Selective Influence
Bagaimana
khalayak merespon pesan-pesan iklan dari media
massa dapat diterangkan melalui teori-teori selective influence yang terdiri
dari empat prinsip;
1. Selective attention ( memilih memperhatikan pesan tertentu)
Pertama, perbedaan individu dalam merespon pesan-pesan iklan terjadi hanya karena perbedaan dalam struktur kognitip
yang mereka miliki. Cara pandang, berpikir,berpengetahuan,
kepercayaan setiap orang terhadap sesuatu yang baru ternasuk pesan-pesan iklan
tidaklah sama.
Kedua, karena keanggotaan seseorang dalam masyarakat ada dalam
pelbagai kelompok social maupun kemasyarakatan maka ada dugaan memilih
perhatian terhadap pesan tertentu pun akan dipengaruhi oleh kelompoknya itu.
Ketiga,
bahwa orang lebih berminat jika suatu pesan iklan dapat membangun
citra hubungannya dengan pihak lain. Pesan iklan membuat orang harus
memperhatikannya karena pesan itu mengakibatkan orang itu aktif berhubungan
dengan anggota keluarganya, tetangganya, kenalan
2. Selective Perception
Aspek lain yang
perlu diperhatikan dalam pemilihan
pesan iklan adalah
pilihan terhadap sesuatu pesan yang didasarkan pada “persepsi” tertentu. Karena adanya perbedaan dalam faktor-faktor
kognitif; minat dan kepercayaan,
pengetahuan,sikap dan kebutuhan, nilai-nilai maka individu secara
selektif pula mempersepsi pesan iklan yang
menerpanya. Jadi terdapat perbedaan penerimaan pesan yang dipersepsi oleh
penerima karena terdapat perbedaan kognisi
itu.
3. Selective Recall
Dalam
selective recall ini bahwa seseorang cenderung memilih kembali hanya
pesan-pesan yang diingat saja. Jadi prinsip ini meskipun parallel dengan
seleksi pada perhatian namun setiap orang
memilih pesan iklan yang paling berkesan saja.
4. Selective Action
Selective
action dalam periklanan mungkin mengarahkan seseorang untuk memutuskan
jenis produk apa yang dipilihnya setelah menimbang
keuntungan dan kerugian dari semua produk yang sama atau iklan menawarkan pada kita untuk menabung atau tidak pada suatu bank tertentu lantaran godaan mobil BMW dan hadiah 500 juta.
keuntungan dan kerugian dari semua produk yang sama atau iklan menawarkan pada kita untuk menabung atau tidak pada suatu bank tertentu lantaran godaan mobil BMW dan hadiah 500 juta.
E. Teori Lingkungan Informasi Pembeli
Teori ini
mengajarkan bahwa setiap orang dapat memutuskan membeli sesuatu atau memakai
suatu produk tidak hanya berdasarkan iklan yang menerpanya. Dalam kenyataanya
terdapat berbagai sumber informasi non iklan yang mungkin saja berdampak lebih luas dan positip dalam menentukan
pengambilan keputusan terhadap produk ;
1.Pengalaman
pribadi pembeli
2.Komunikasi
antar pribadi dalam jaringan keluarga
3.Berita
media massa yang lain
4.Kredibilitas
konsumen
5.Perusahaan
saingannya.
6.Kredibilitas
media yang digunakan dalam masyarakat
7.Lingkungan informasi yang beragan tentang produk
8.Kegiatan personal selling, promotion, salesman dan
sejenisnya
7.Lingkungan informasi yang beragan tentang produk
8.Kegiatan personal selling, promotion, salesman dan
sejenisnya
9.Informasi
persaingan harga yang diperoleh dari media non
masa.
F. Teori S-O-R
Bahwa tingkah
social dapat dimengerti melalui suatu analisa dari stimuli yang diberikan dan
dapat mempengaruhi reaksi yang spesifik dan di dukung oleh hukuman maupun
penghargaan sesuai dengan reaksi yang
terjadi. Teori S-O-R menitik beratkan pada penyebab sikap yang dapat
mengubahnya dan tergantung pada kualitas
rangsang yang berkomunikasi dengan organisme. Menurup Hovland, proses
dari perubahan sikap adalah
serupa dengan proses belajar, dimana ada tiga variable penting yang menunjang proses belajar tersebut ialah
serupa dengan proses belajar, dimana ada tiga variable penting yang menunjang proses belajar tersebut ialah
1)
perhatian
2).
Pengertian
3)
Penerimaan..
Dari pemahaman
gambar ini dapat dijelaskan iklan merupakan
stimulus yang akan ditangkap oleh organisme khalayak. komunikasi akan
berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. proses selanjutnya komunikan
mengerti. Kemampuan dari komunikan ini yang menentukan proses selanjutnya ,
setelah komunikan mengolah dan menerimanya maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
Dalam hal ini
perubahan sikap terjadi ketika komunikan memiliki keinginan untuk membeli atau
memakai produk yang diiklankan. John
B. Watson berpendapat bila perusahaan ingin memperoleh
tanggapan dari konsumen tentang produknya maka perusahaan harus mengadakan
periklanan secara terus menerus. Hal ini akan memberikan
keuntungan antara lain
(1).Mencegah
kemungkinan orang menjadi lupa yaitu kecenderungan melemahnya tanggapan yang
ditimbulkan kombinasi petunjuk karena tidak dipergunakan.
(2).Memperkuat
tanggapan karena setelah membeli konsumen
menjadi lebih peka terhadap iklan-iklan produk yang bersangkutan
Dalam kitan dengan teori S-O-R sering terjadi pergeseran karena
seringnya terpaan pesan yang diterima khalayak sehingga khayalak mengalami
kehilangan daya selektivitas ( sistem
seleksi yang semestinya melalui penyaringan
yang ketat terkalahkan oleh sifat mudah dipengaruhi)
. hal ini khususnya terjadi pada segmen kelompok khalayak remaja. Sehingga implementasinya teori S-O-R
sering menjadi teori S-R, artinya respon yang ditimbulkan sebagai konsekwensi
adanya stimulus iklan yang diterima remaja tanpa
melalui filter organisme yang ketat. Pendekatan
Psikologi Periklanan.
Dalam kegiatan
periklanan dimana seluruh kegiatannya dilakukan oleh manusia maka di dalam hal
ini tidak dapat dikesampingkan masalah segi kejiwaan atau psykologi sebagai
dasar untuk melakukan kegiatan-kegiatan dibidang periklanan secara secara keseluruhan.
Berkaitan dengan ilmu psikologi dalam periklanan maka tidak terlepas
dari pemahaman dan penerapan ilmu jiwa, baik ilmu jiwa
perorangan maupun ilmu jiwa sosial. Ilmu jiwa perorangan mempelajari serta
menyelidiki jiwa seseorang, yang diselidiki adalah anasir-anasir dari jiwa
manusia itu dan hubungan-hubungannya dengan pengaruh pembawaannya dan pengaruh alam sekitarnya.
manusia itu dan hubungan-hubungannya dengan pengaruh pembawaannya dan pengaruh alam sekitarnya.
Ilmu jiwa
sosial ialah mempelajari tingkah laku manusia baik secara perorangan maupun
secara berkelompok, yang dimaksud dengan tingkah laku sosial adalah tingkah
laku manusia yang terjadi sehubungan dengan adanya
orang lain baik itu secara konkrit maupun secara psikologis dalam bentuk frame of Reference.
Ilmu jiwa
sosial adalah ilmu yang menganalisa faktor-faktor
sosial yang mempengaruhi manusia atau individu. Juga dalam psikologi
sosial aspek-aspek dari tingkah laku dinyatakan atau ditujukan dengan
partisipasi individu didalam struktur sosial ada pula yang berpendapat bahwa
psikologi sosial adalah suatu studimengenai interaksi maupun respon-respon
terhadap stimulus sosial. Apapun tingkah laku manusia selalu dipengaruhi oleh
persepsinya tentang lingkungan sosialnya.
Jadi didalam semua
hal tujuan periklanan untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, jika tujuan
ingin tercapai, pengiklan harus mengetahui
dan memahami pengaruh-pengaruh dasar, pengamatan dasar yang dapat
membentuk tingkah laku manusia termasuk didalamnya
proses komunikasi.
Dalam ilmu
psikologi aspek yang mendorong manusia untuk bertindak atau melakukan sesuatu
adalah berkaitan dengan motive atau
kebutuhan ;
Motive akan
menciptakan ketidak seimbangan didalam diri manusia yang menggerakkan tingkah
laku untuk mencapai tujuannya yaitu pemenuhan
kebutuhannya.
Bahwa
manusia selalu mengaharapkan adanya keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhannya
(menuju kearah Homeostatis). Oleh karena
itu faktor kebutuhan ini merupakan titik perhatian utama yang harus
diperhatikan oleh para pengiklan
Kebutuhan
manusia tersebut secara hirarkhis menurut maslow terdiri dari ; kebutuhan
dasar, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial,
kebutuhan penghargaan dan kebutuhan actulisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan
tersebut berbeda-beda derajatnya sesuai dengan status sosial dan ekonomi serta
gaya hidup masing masing kelompok dalam
masyarakat.
Adanya kebutuhan
yang timbul dari diri manusia justru menjadi sasaran dalam medan kompetisi
perebutan perhatian dan pengaruh, yang mana dibawakan oleh pesan-pesan dari
iklan dan reklame melaui media massa. Para ahli periklanan menyadari akan
fakta-fakta selain diusahakan untuk merubah tingkah laku manusia berdasarkan
motive yang ada , dipikirkan juga jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai pembeli hasil produk.
Dalam pesan iklan
selalu diarahkan kepada penggugahan kebutuhan manusia khususnya berkaitan dengan bagaimana menjalin hubungan sosial yang
baik dengan orang lain dengan menjaga aspek-aspek dalam individu
manusia. Secara psikologis setiap individu
selalu ingin diterima oleh lingkungannnya dan selalu merasa nyaman dengan kondisi dirinya atau yang dirasakannya dan iklan menawarkan pemenuhannya.
selalu ingin diterima oleh lingkungannnya dan selalu merasa nyaman dengan kondisi dirinya atau yang dirasakannya dan iklan menawarkan pemenuhannya.
Pesan
iklan selalu mengingatkan kekurang-kekurangan yang dirasakan oleh
target audinecenya / individu, sehingga diharapkan dapat menggerakannya kearah
perubahan perilaku atau tindakan membeli
produk yang diiklankan.
Secara
psikologis penyampaian pesan iklan akan mendapatkan suatu perhatian akan
ditentukan oleh faktor-faktor :
1. Permanen Interest
Faktor yang menyangkut pribadi individu, orang yang hobi
music cenderung memperhatikan iklan alat-alat music.
2.
Immediate Concern
Perhatian dari seseorang yang tiba-tiba saja timbul
karena faktor pribadi yang membutuhkan.
3.
Spon of Attention
Kemampuan
yang terbatas dari seseorang dalam melihat
suatu objek dalam suatu saat
4. Flucultion Attention
Konsentrasi
orang untuk memperhatian sesuatu tidak bertahan lama sekitar setelah 4 - 5
second akan cenderung beralih perhatian.
5. Attitude & Opinion
perhatian
seseorang akan menyokong sikap dan pendapatnya mereka cenderung menghindari kata-kata
atau pesan yang bertentangan dengan
sikapnya.
6. Need
bahwa
kebutuhan itu akan dapat mempengaruhi perhatian individu. Untuk minat yang
rendah atas produk amaka dibutuhkan rangsangan yang lebih kuat untuk menarik
perhatian,kalau minat kebutuhan tinggi rangsangan yang rendah sudah cukup.
Faktor lain yang
juga perlu diperhatian dikaitkan dengan rangsangan
psikologis adalah :
1.
Faktor Keindahan
2.
Faktor Kejelekan
3. Faktor Kebosanan
4.
Faktor kontras dan mudah diingat
5. Faktor tokoh yang menyampaikan pesan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar